Pages

Monday 9 September 2013

Dibuang Sayang

Mencari yang sudah lama tidak dilihat
Membuka yang sudah lama tertutup
Memulai kembali yang sudah lama tertunda
Mengisi yang sudah lama tidak terisi
Mencoba mengingat kembali yang seharus nya masih diingat
Mencoba kembali menguasai yang seharusnya dikuasai.
Menggapai yang seharusnya digapai
Mempergunakan yang bisa digunakan
Memperbaiki yang masih bisa diperbaiki.

ah.. panjang lebar aku mengistilahkannya, padahal aku hanya bercerita mengenai blog ku ini. Lama sudah tidak dibuka dan tidak dipakai..
awalnya memang sudah tidak mengingat lagi cara menggunakannya, sampai ingin me-share saja harus otak-atik sana sini. Untuk menggunakannya agar layak pakai saja harus memulainya dari awal dan sangat dasar.

Yaah, sayang jika tidak difungsikan. Aku tipe orang yang bisa mempergunakan apapun untuk memberdayakannya menjadi suatu hal yang manfaat. Dan bisa dikatakan, aku juga salah satu orang yang lebih suka menggunakan sesuatu yang biasa sudah ku pakai dan ku kuasai, dari pada harus menggunakannya yang baru dan memulainya dari awal.

Kenapa tidak memberdayaan yang sudah ada ??
Dari pada harus membuangnya dan membuat yang baru, dan jika hal yang sama kembali terjadi pada yang baru, maka itu akan terjadi lagi, dan begitu juga selanjutnya.

Lalu, jika semua orang  melakukan hal yang sama, terhadap hal yang berbeda. Misalnya email, facebook, twitter, barang-barang lainnya.
Apa itu tidak terlalu menyia-nyiakan ??

aku rasa itu terlalu mubaziirrr.. hehhehe

loh, kok jadi ngelantur??
mungkin pengaruh sudah lama tidak menulis..

semoga ini tidak menjadi yang pertama untuk seterusnya :)


thanks for reading :D

Tuesday 15 January 2013

Hujan yang Membungkam | Komunitas dan Berita Kota, Berita Terbaru Indonesia, Lowongan Pekerjaan dan Iklan, Lomba Artikel Puisi Opini dan Cerita Menarik

dibaca dan dikoment yah :D
makasiih :))

Hujan yang Membungkam | Komunitas dan Berita Kota, Berita Terbaru Indonesia, Lowongan Pekerjaan dan Iklan, Lomba Artikel Puisi Opini dan Cerita Menarik

Wednesday 18 May 2011

Motivasi Siswa Mengikuti Tes PTN

1.1  PERENCANAAN
i.                    Latar Belakang
Setelah SMA akan melanjutkan ke jenjang apa? Akan memilih universitas dimana? Akan mengikuti Tes Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau tidak? Begitu banyak pertanyaan terlintas saat akan menghadapi kelulusan Ujian Nasional. Beragam planning sudah direncanakan baik dari orangtua maupun murid setelah menjalani pendidikan SMA, salah satunya adalah untuk mengikuti Tes Perguruan Tinggi Negeri. Tentunya dalam menghadapi Tes PTN ini, banyak siswa yang sudah menjalani berbagai jenis bimbingan belajar atau khursus dan lain-lain. Segala upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk menghadapi Tes PTN.
Tes PTN pastilah menimbulkan berbagai fenomena di dalamnya, termasuk dalam hal ini beragamnya motivasi siswa dalam mengikuti tes PTN yang akan diselenggarakan di seluruh Indonesia. Motivasi siswa inilah yang sebenarnya menjadi pendorong para siswa dalam mengikuti tes PTN, sehingga dengan itu mereka seakan ‘candu’ untuk terus-menerus berjuang di dalamnya, dalam hal ini disebut sebagai Motivasi Instrinsik. Ketika siswa memang termotivasi di dalam dirinya untuk memberikan yang terbaik -sebesar usaha yang dimilikinya- tentulah proses dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, bimbel, maupun ujian-ujian yang terkait akan lancar. Selain motivasi di dalam diri para siswa itu sendiri, tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi dari luar (ekstrinsik) seperti keluarga, teman, dan bahkan tempat dimana mereka mendapatkan bimbingan belajar untuk menghadapi Tes PTN juga tidaklah dapat dilupakan, merupakan hal yang juga penting.
Orangtua juga mempunyai peranan penting dalam hal ini, dimana keberadaan para siswa tidak terlepas dari keberadaan orangtuanya. Motivasi yang diberikan orangtua terhadap anak dalam mengikuti Tes PTN ini akan membuat anak semakin membuka pikiran mereka untuk memberikan yang terbaik kepada orangtuanya, dan kebebasan yang diberikan orangtua kepada anak untuk menentukan pilihannya dalam tes juga akan memberikan penilaian tersendiri dari anak bahwa masa depan ada di tangannya dan harus bertanggung jawab terhadap pilihannya itu serta bertanggung jawab pula terhadap kebebasan yang diberikan orangtua kepadanya. Selain itu peranan lingkungan seperti teman-teman ataupun bimbingan belajar juga tidak kalah pentingnya. Ketika teman-teman memberikan masukan-masukan kepada siswa, siswa pastilah mempunyai pertimbangan selain dari masukan-masukan yang diberikan orangtua kepadanya. Kemudian motivasi yang diberikan oleh Bimbingan Belajar juga akan membantu, dimana anak yang sedang berjuang dalam menempuh ‘medan pertempuran’ dalam tes PTN sekiranya diberikan dukungan dalam bentuk apapun sehingga siswa memiliki penilaian tersendiri bahwa bimbel bukan sekedar tempat untuk digalinya ilmu semata tetapi juga dari sana diperoleh semangat, baik melalui pesan-pesan moril atau dukungan lainnya yang akan membuat semangat mereka semakin memuncak dalam menghadapi Tes PTN
Ketika siswa itu sendiri sudah termotivasi dan orangtua, lingkungan  -baik teman-teman, bimbel- sudah memberikan motivasi tersendiri bagi siswa pastilah untuk tahap selanjutnya siswa akan siap untuk menghadapi test PTN tersebut. Pada makalah proyek yang berjudul “Motivasi Siswa Ikut Test Perguruan Tinggi Negeri” akan dijelaskan beberapa proses dimana  observasi dilaksanakan di salah satu Bimbingan Belajar di Medan yakni Ganesha Operation. Dalam observasi ini dipaparkan beberapa pertanyaan dalam bentuk Questioner yakni terdiri dari 24 buah pertanyaan yang sekiranya jawaban akhir para siswa akan mewakili keingintahuan dalam hal motivasi para siswa dan peranan orangtua, teman-teman, bimbel, maupun Universitas dalam meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti Tes PTN.
ii.                  Permasalahan :
·         Apakah motivasi siswa dalam mengikuti Tes PTN yang diselenggarakan di seluruh Indonesia?
·         Apakah peranan bimbingan belajar dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN?
·         Apakah peranan orangtua dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN?
·         Apakah peran lingkungan dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN?
iii.                Tujuan
·         Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti Tes PTN yang diselenggarakan di seluruh Indonesia
·         Untuk mengetahui peranan bimbel dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN
·         Untuk mengetahui peranan orangtua dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN
·         Untuk mengetahui peranan lingkungan dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN

iv.                Manfaat
·         Agar mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti Tes PTN yang diselenggarakan di seluruh Indonesia
·         Agar mengetahui peranan bimbel dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN
·         Agar mengetahui peranan orangtua dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN
·         Agar mengetahui peranan lingkungan dalam memotivasi siswa yang akan mengikuti Tes PTN

v.                  Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan observasi, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengisian Questioner
vi.                Landasan Teori
Hal  yang ingin diukur dalam pemberian Questioner ini adalah mengenai Motivasi, sehingga itu landasan Teori yang digunakan adalah mengenai Teori Motivasi
vii.              Alat dan Bahan yang digunakan untuk Merealisasikan Objek
Berikut adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam mengadakan observasi: Questioner, Kamera, Laptop, Reward, Pensil atau Pena
viii.            Penjelasan Objek atau Subjek yang Dilibatkan Dalam Proyek
Berikut adalah objek dan subjek penelitian dari Observasi yang telah dilakukan :
y       Objek penelitian   : motivasi
y       Subjek penelitian  : 25 orang siswa kelas XII

ix.                 Time Table

i.                    Proses Analisa dan Membuat Kesimpulan dari Data yang Dikumpulkan
Berikut adalah proses analisis dan proses pembuat kesimpulan yang telah dilakukan :
·         Hasil angket dijumlahkan berapa banyaknya sesuai dengan nomer urut-urut masing-masing
·         Masing-masing dari anggota kelompok memegang 8 buah angket yang sudah dihitung hasilnya, untuk kemudian membuat kesimpulan berdasarkan dengan teori Motivasi baik Motivasi Instrinsik maupun Motivasi Ekstrinsik, semua jawaban disimpulkan berdasarkan motivasi tersebut (sehingga ada 3 buah kesimpulan)
·         Pada diskusi tahap akhir, dikumpulkan kesimpulan yang telah dibuat kemudian dijadikan satu kesimpulan besar


ii.                  Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Proyek:
Tanggal     : 5 Mei 2011
Hari           : Kamis
Pukul         : 15:00 WIB s/d selesai
Tempat      : Ganesha Operation, Jl Hayam Wuruk 7 AB MEDAN



iii.                Kalkulasi Biaya untuk Pelaksanaan Hingga Pelaporan dan Evaluasi Proyek
Print :
- Angket                                                                              Rp.   4000
Fotokopi :
- Angket                                                                              Rp. 10.000
Reward :                                                                            Rp. 24.000
Biaya tidak terduga                                                          Rp. 10.000 +
                                                                                                                 Rp. 48.000


 1.2  PELAKSANAAN

No
Hari-Tanggal
Pukul
Kegiatan
1
Rabu
(6 April 2011)
11:00
Pembagian tugas berupa pembuatan beberapa pertanyaan masing-masing 8 buah pertanyaan

2

Minggu
(17 April 2011)
17:00
Pengumpulan 8 buah pertanyaan tersebut sehingga menjadi sebuah questioner sebanyak 24 buah pertanyaan
3
Selasa
(3 Mei 2011)
14:00
Peninjauan Lokasi ke Ganesha Operation
Jl Hayam Wuruk 7 AB MEDAN

4
Kamis
(5 Mei 2011)
15:00
Penyebaran questioner dilakukan di area Bimbingan Belajar dengan memilih 25 orang siswa kelas XII dari Bimbingan Belajar Ganesha Operation (durasi pengisian : 40 menit)

5
Kamis
(5 Mei 2011)
16:30
Mengumpulkan hasil dari questioner dan mendiskusikan kembali

6
Jumat
(6 Mei 2011)
14:00
Membuat kesimpulan dari jawaban-jawaban yang tertera dalam questioner
7
Sabtu
(7 Mei 2011)
10:00
Kesimpulan gabungan
8
Sabtu
(14 Mei 2011)
11:00
Finishing Proyek
  
1.3  PELAPORAN DAN EVALUASI




  • Evaluasi

NO
KEGIATAN

WAKTU DALAM PERENCANAAN

WAKTU DALAM PELAKSANAAN
       
        KETERANGAN
1.
Menentukan topik
Minggu ketiga-Maret
O
Sesuai
2.
Diskusikan tema
Minggu keempat-Maret
O
Sesuai
3.
Membuat questioner
Minggu pertama-April
O
Sesuai
4.
Pengumpulan pertanyaan
Minggu kedua-April
  X
Terlambat  1 minggu
5.
Membentuk questioner secara sistematis
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai
6
Meninjau lokasi
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai namun hanya terlambat 1 hari sesuai dengan rencana
7
Pelaksanaan proyek
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai
8.
Pengumpulan data dan hasil
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai
9.
Diskusi hasil akhir
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai
10.
Evaluasi hasil akhir
Minggu pertama-Mei
O  
Sesuai
11.
Finishing proyek
Minggu kedua-Mei
O  
Sesuai



Kisah Kita







Pelaporan

Monday 9 May 2011

'andragogi'


Andragogi berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengarahkan orang dewasa dan berbeda dengan istilah yang lebih umum digunakan, yaitu pedagogi yang asal katanya berarti mengarahkan anak-anak.

Bagaimana andragogi dapat muncul?
Lalu apa gunanya Andragogi? bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran?

Di antara ahli psikologi yang menggunakan binatang sebagai objek eksperimen adalah EL Thorndike (1974–1949), terkenal dengan teori belajar “Classical Conditioning” menggunakan anjing sebagai ujicoba. B.F. Skinner (1904), terkenal dengan teori belajar “Operant Conditioning” menggunakan tikus dan burung merpati sebagai ujicoba. Dari teori belajar orang dewasa ini muncul perspektif teori belajar orang dewasa yang biasa disebut dengan “Andragogi Theory of Adult Learning”. Teori andragogi menjelaskan bagaimana belajar orang dewasa dalam pembelajaran. Kedua komponen ini sangat berkaitan erat dengan proses belajar dan pembelajaran.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran.  Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: 
(a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, 
(b) merumuskan tujuan belajar,
(c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan
(d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. 

 Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran. Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut: 
(a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran, 
(b) menemukan kebutuhan belajar, 
(c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar, 
(d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik, 
(e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat dan 
(f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelejaran selanjutnya. Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang paling sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan luar sekolah adalah hasil belajar, output dan outcomenya. Ketidakmampuan peserta memahami dengan baik materi dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan merupakan indikasi kurang berhasilnya kegiatan pendidikan luar sekolah. Rendahnya hasil belajar sebagai indikator dari ketidakberhasilan pembelajaran, dimana peserta maupun tidak mampu menerima dengan baik bahan belajar yang diajarkan oleh tutor. Salah satu penyebab ketidakberhasilan pembelajaran pendidikan luar sekolah adalah metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaannya dan andragogi belum diterapkan secara maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran.
Secara jelas Knowles (1979: 11-27 ) menyatakan apabila warga belajar telah berumur 17 tahun, penerapan prinsip andragogi dalam kegiatan pembelajarannya telah menjadi suatu kelayakan. Usia warga belajar pada kelompok belajar program PLS rata-rata di atas 17 tahun, sehingga dengan sendirinya penerapan prinsip andragogi pada kegiatan pembelajarannya semestinya diterapkan.
Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa dikarenakan upaya membelajarkan orang dewasa berbeda dengan upaya membelajarkan anak. Membelajarkan anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Apa yang di transmisikan didasarkan pada pertimbangan warga belajar sendiri, apakah hal tersebut akan bermanfaat bagi warga belajar di masa datang. Sebaliknya, pembelajar-an orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan, masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran tentu akan mempengaruhi hasil belajar warga belajar.
Bagi tenaga kependidikan luar sekolah, teori belajar orang dewasa tidak hanya diketahui, tetapi harus dapat diaplikasikan dalam setiap kegiatan belajar dan membelajarkan agar proses atau interaksi belajar yang dikelolanya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Berikut akan dikemukakan karakteristik dari setiap kegiatan belajar secara teori belajar orang dewasa yang dapat diaplikasikan pada setiap tahap kegiatan belajar.


Sumber:


Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Sukadji,S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.